Rabu, 09 Maret 2011

Jadi Guru

17 Januari 2011...hari pertama jadi guru. Jadi guru itu cita-cita waktu SD, waktu SD saya deket banget sama guru-guru di sekolah karena guru-gurunya baik-baik, ada sih guru yang 'galak' tapi paling cuma 2-3 orang. Sejak SMP sampe kuliah cita-citanya berubah menjadi seorang psikolog, makanya saya ambil jurusan Psikologi waktu kuliah, tapi ternyata kenyataan berkata lain. Ketika lulus kuliah dan lagi nyari-nyari kerja, tiba-tiba kakak kelas menawari kerjaan sebagai guru di sebuah SD Swasta. Terdengar aneh mungkin, seorang lulusan psikologi yang tidak ada latar belakang pendidikan guru ditawari pekerjaan sebagai guru. Tapi, eits...jangan salah saya menganggap ini adalah guru spesial, ya...memang spesial karena disini dapat dikatakan saya sebagai guru pendamping untuk ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), mungkin ketika mendengar kata ABK ini akan muncul pertanyaan, "Apa sih ABK itu?". ABK adalah suatu kondisi dimana anak-anak memiliki kebutuhan khusus dalam berbagai hal termasuk dalam hal belajar, namun saya lebih senang menggunakan istilah "Anak Spesial", toh setiap individu yang dilahirkan itu UNIK dan memilik bakat-bakat positif yang diberikan Tuhan.

Menjadi guru dari 'Anak-anak Special' merupakan tantangan tersendiri buat saya yang sama sekali tidak memiliki latar belakang belajar pendidikan seperti guru pada umumnya. Yang dimaksud dengan 'Anak Special' disini yaitu anak-anak autis, disleksia, ADD (Atenttion Deficit Disorder), ADHD (Atenttion Deficit Hyperactive Disorder), dll. Memang terdengar aneh seseorang yang tidak memiliki latar belakang kependidikan tiba-tiba menjadi guru, namun dengan bekal yang saya miliki selama kuliah, dimana saya mempelajari mengenai karakteristik-karakteristik autis, disleksia, ADD dan ADHD tersebut tidak menjadi hal yang dapat dikatakan baru banget buat saya. karena bekal yang didapat kuliah tadi makanya saya mau mencoba untuk memasuki dunia ini ya sekalian aplikasi ilmu ceritanya.

Hari pertama masuk kelas dimulai dengan mengenal anak yang menjadi pegangan. Ada 2 orang anak yang harus di pegang dengan metode individual yaitu anak belajar di kelompok kecil ya bisa dikatakan seperti les private. 'Anak Special' yang saya pegang yaitu anak autis dan disleksia. Hal pertama yang saya lakukan adalah melakukan pendekatan secara personal dengan anak karena menurut saya ketika anak sudah kenal dan merasa nyaman dengan kita maka dia pun akna dengan mudah kita rangkul dalam proses pembelajarannya.

Jujur, mengajari 'anak special' ini cukup sulit, banyak hal tak terduga yang terjadi, misalnya tiba-tiba anak mogok tidak mau belajar dan sangat sulit untuk di bujuk, ketika kita bujuk mereka malah marah bahkan samapi ada yang menjerit-jerit lalu nangis. Jangankan diawal bekerja, samapi detik ini pun saya masih sering bingung, bagaimana cara untuk membujuk anak agar mau terlibat aktif dalam proses pembelajaran, apalagi ada satu orang 'anak specialku' yang kalau sudah mogok dia tidak mau mengerjakan apapun bahkan untuk bicara pun dia tidak mau.

Yah begitulah suka duka menjadi guru untuk 'anak special' yang merupakan pengalaman pertama saya di dunia kerja...semoga kedepannya bisa lebih memahami mereka dan mempunyai cara-cara atau metode-metode pembelajaran yang menarik sehingga mereka bisa dengan mudah tertarik dan memahami materi tersebut...

Semoga bisa lebih mencintai anak-anak dan pekerjaan ini ^_^

3 komentar:

  1. nice post! well done!


    spread and share the love viruses to all the children! :p


    FOLLOW me at http://www.kromkulture.blogspot.com/ it's all about knowledge thin' ;)

    BalasHapus
  2. arigatou...mohon do'a buat kelancaran kedepannya :)

    BalasHapus